Uraian Umum
Bahan perkerasan
aspal merupakan salah satu faktor utama dari beberapa faktor lainnya yang
menentukan kestabilan pekerjaan jalan. Bahan perkerasan yang diperlukan untuk
konstruksi perkerasan jalan dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Perkerasan jalan lentur / Fleksible pavement memerlukan
bahan :
- Agregat sebagai tulangan
- Aspal sebagai bahan pengikat
2.
Perkerasan kaku / rigit pavement, memerlukan bahan
–bahan sebagai berikut :
- Agregat sebagai tulangan
- Portland cement sebagai bahan pengikat.
Bahan-bahan perkerasan, baik untuk
perkerasan lentur maupun perkerasan kaku, sebelum digunakan harus melalui
pemeriksaan terlebih dahulu di laboratorium.
Pemeriksaan meliputi beberapa hal
antara lain :
- Jenis Bahan
- Keadaan fisik bahan
- Kualitas bahan.
Dengan melalui pemeriksaan tersebut
diharapkan dapat terpenuhi salah satu factor untuk mencapai kestabilan
kontruksi perkerasan.
Karakteristik
Agregat
Agregat adalah suatu bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai bahan
campuran yang berupa berbagai jenis butiran atau pecahan yang termasuk di
dalamnya abu (debu) agregat.
Agregat dalam campuran perkerasan pada umumnya merupakan komponen utama
yang mengandung 90 – 95 % agregat berdasarkan presentase (%) berat atau 75 – 85
% agregat berdasarkan presentase (%) volume. Dengan demikian agregat merupakan
bahan utama yang turut menahan beban yang diterima oleh bagian perkerasan
dimana digunakan bahan pengikat aspal yang sangat dipengaruhi oleh mutu agregat.
Jenis-jenis Agregat
1. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang lolos pada saringan ¾ (19,1 mm) dan tertahan
pada saringan No. 4 (4,75 mm) terdiri dari batu pecah atau koral (kerikil pecah)
berasal dari alam yang merupakan batu endapan.
a. Sifat-sifat Agregat Kasar adalah :
1. Kekuatan dan Kekerasan
Stabilitas mekanis agregat harus mempunyai suatu
kekerasan untuk menghindari terjadinya suatu kerusakan akibat beban lalu lintas
dan kehilangan kestabilan. Pemeriksaan ketahanan terhadap abrasi dengan
menggunakan mesin Los angles, jika dalam pemeriksaan ini kehilangan berat lebih
dari harga yang ditentukan, maka agregat tidak layak untuk digunakan sebagai
bahan perkerasan jalan.
2. Bentuk dan Tekstur Agregat
Bentuk dan tekstur agregat mempunyai kestabilan dari
lapisan perkerasan yang dibentuk oleh agregat tersebut.
Karakteristik dari lapisan perkerasan dapat dipengaruhi dari bentuk dan
tekstur dari agregat tersebut.
b. Partikel agregat kasar dapat berbentuk :
1.
Bulat (Rounded)
Agregat yang dijumpai pada umumnya berbentuk bulat, partikel agregat
bulat saling bersentuhan dengan luas bidang kontak kecil sehingga menghasilkan
daya interceling yang lebih kecil dan lebih mudah tergelincir.
2.
Lonjong (Elongated)
Partikel berbentuk lonjong dapat ditentukan di sungai-sungai atau bekas
endapan sungai. Agregat dikatakan panjang jika ukuran terpanjang 1,8 kali
diameter rata-rata indeks kelonjongan (Elongated
Indeks) adalah perbandingan dalam persen dari berat agregat lonjong
terdapat berat total.
3.
Kubus
Partikel berbentuk kubus merupakan bentuk agregat hasil dari mesin
pemecah (Crusher Stone) yang mempunyai bidang kontak yang lebih halus,
berbentuk bidang rata sehingga memberi Intercoling
(saling mengunci yang lebih besar).
4.
Pipih
Agregat berbentuk pipih mudah retak pada waktu pencampuran, pemadatan
serta akibat beban lalu lintas. Oleh karena itu banyak agregat pipih dibatasi
dengan menggunakan nilai indeks kepipihan yang di syaratkan.
5.
Tidak beraturan (Irregular)
Besarnya gesekan dipengaruhi oleh jenis permukaan jenis permukaan
agregat yang dapat dibedakan atas
agregat yang permukaannya keras, permukaan licin dan mengkilap (Classy) agregat yang permukaannya
berpori.
Pada kontruksi perkerasan jalan bentuk butiran mempunyai beberapa
pengaruh langsung atau tidak langsung antara lain :
-
Mempengaruhi cara pengerjaan campuran
-
Merupakan kemampuan pemadatan dalam mencapai kepadatan / density yang
ditentukan.
-
Mempengaruhi kekuatan perkerasan aspal.
2. Agregat Halus
Yang termasuk dalam fraksi agregat halus adalah yang lolos saringan No. 8
(2,38 mm) dan tertahan pada saringan
No. 200 (0,075 mm) terdari bahan-bahan berbidang kasar bersudut tajam dan
bersih dari kotoran atau bahan-bahan yang tidak dikehendaki.
Karakteristik agregat halus yang menjadi tumpuan bagi kekuatan campuran
aspal terletak pada jenis, bentuk dan tekstur permukaan dari agregat. Agregat halus memegang
peranan penting dalam pengontrolan daya tahan terhadap
deformasi, tetapi penambahan daya tahan ini diikuti pula dengan penurunan daya
tahan campuran secara keseluruhan jika melebihi proporsi yang disyaratkan
3. Filler
Filler yang artinya sebagai filler dapat dipergunakan debu, batu kapur,
debu dolomite, atau semen dan harus bebas dari setiap benda yang harus dibuang.
Filler mempunyai ukuran yang lolos 100 % lolos dari 0,60 mm dan tidak kurang dari
75 % berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm ( saringan basah ).
Perlu diperhatikan agar bahan tersebut tidak tercampur dengan kotoran
atau bahan lain yang dikehendaki dan bahan dalam keadaan kering ( kadar air
maksiumum 1 %).
a. Jenis-jenis filler
Jenis filler yang dipergunakan adalah abu batu, semen Portland, debu dolomite dan kapur dan
lain-lain.
b. Syarat-syarat filler
Adapun syarat-syarat filler sebagai berikut :
1. Bahan
filler terdiri dari abu batu,
semen Portland,
abu terbang, debu dolomite, kapur,dan lain-lain.
2. Harus kering dan bebas dari pengumpulan dan bila diuji
dengan pengayakan basah harus mengandung bahan yang lolos saringan No. 200
tidak kurang dari 70 % beratnya.
3. Penggunaan kapur sebagai bahan pengisi dapat
memperbaiki daya tahan campuran, membantu penyelimutan dari partikel agregat.