Rancangan campuran aspal panas (Hot Mix) adalah nama lain dari aspal
beton (Asphalt Concret) yaitu suatu
campuran yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang menrupakan komponen
tersebar dalam campuran air dan bahan pengikatnya adalah aspal dimana campuran
pencampurannya melalui proses pemanasan.
Untuk mendapatkan
campuran aspal beton yang baik perlu dilakukan perencanaan campuran dimana
data-data yang diperlukan untuk membuat aspal beton adalah sebagai berikut :
a.
Jenis Agregat
b.
Gradasi Agregat
c.
Mutu Agregat
d.
Jenis aspal keras
e.
Rencana tebal lapisan
f.
Jenis bahan pengisi
Gradasi dan Penggabungan Agregat
a. Gradasi
Agregat sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran harus diketahui mutu
dan gradasinya terlebih dahulu, dimana mutunya harus memenuhi persyaratan
sesuai dengan standar spesifikasi yang disyaratkan.
Gradasi agregat
adalah susunan besar butir dan terhalus sampai terkasar yang didapat dari
analisa saringan, susunan gradasinya harus sesuai dengan standar dan rancangan
campuran yang direncanakan.
Untuk campuran aspal panas dikenal 2 macam
gradasi sebagai berikut :
-
Aspal panas dengan empat fraksi
-
Aspal panas dengan multi fraksi
Gradasi aspal panas dengan pembagian 4
fraksi sebagai berikut :
-
Agregat kasar
-
Agregat sedang
-
Agregat halus
-
Filler
b. Penggabungan Agregat
Ada
beberapa cara atau metode untuk mencapai resep komposisi campuran dengan
penggabungan material yaitu Agregat kasar, Agregat halus, Filler.
Yang dimaksud
dengan penggabungan agregat adalah pencampuran agregat kasar, aggregat halus
serta filler menjadi suatu campuran yang homogen dan mempunyai susunan butir
yang kita harapkan atau sesuai standar spesifikasi yang disyaratkan.
Ada beberapa cara atau metode penggabungan
aggregat antara lain metode diagonal,
metode bujur sangkar, grafis, cara trial and error dan cara analitis.
1. Cara Trial dan Error
Prinsip kerjanya
§
Memahami batas gradasi yang disyaratkan
§
Memasukkan data spesifikasi gradasi pada kolom
spesifikasi unit
§
Memasukkan prosentase lolos saringan,
masing-masing jenis batuan kedalam persentase passing
§
Memasukkan spesifikasi ideal pada kolom target
value, yaitu nilai salah satu dari spesifikasi ideal yang disyaratkan.
§
Mengambil dari salah satu spesifikasi ideal
dengan jenis yang ada, dalam hal ini aggregat kasar, sedang dan halus kemudian
dicampur ketiganya dengan jumlah 100 % dan nilai gabungannya mendekati nilai
spesifikasi ideal yang kita ambil tadi.
§
Jika sudah mendekati salah satu nilai
spesifikasi ideal dari ketiga aggregat tadi, yang lain dihitung atau combined
dengan prosentase yang sama. Sehingga dapat dipergunakan sebagai gradasi untuk
campuran aspal panas sebagai perkerasan jalan.
2. Cara Diagonal
Prinsip Kerjanya
§
Mengetahui gradasi yang diminta
§
Buat gambar persegi panjang, ukuran (10 x 20) cm
pada kertas mili meter block.
§
Buat garis diagonal dari sisi kiri bawah kesisi
kanan atas
§
Untuk sisi vertikal (10 cm) adalah merupakan x
lolos saringan. Dengan melihat ideal
spesifikasi, letakkan tiap-tiap nilai ideal spec pada garis tiap-tiap
yang diwujudkan berupa titik.
§
Dari titik-titik pada diagonal tersebut ditaris
garis vertikal untuk tempat menuliskan nomor-nomor saringan.
§
Menggunakan grafik % lolos saringan
masing-masing fraksi batuan 2 dapat dilihat dengan jarak antara fraksi 2
terhadap garis tepi bawah dan atas jarak antara grafik 1 terhadap garis tepi
atas yang mana merupakan garis lurus.
§
Pada kedua jarak itu, tariklah garis vertikal yang
memotong garis diagonal pada suatu titik.
§
Dari titik potong tersebut, tarik garis mendatar
ke kanan sampai memotong garis tepi empat persegi panjang pada bagian sebelah
kanan sehingga diperoleh titik yang merupakan titik % aggregat 2 yang
diperlukan.
§
Buatlah garis potong dengan jarak sama antara
jarak terhadap aggregat 3 (harus sama dengan jumlah jarak terhadap aggregat 1
dan 2).
§
Dari titik potong ini ditarik garis mendatar
kesamping kanan, sehingga diperoleh titik dimana didapatkan persen aggregat 1,
2 dan 3 dengan demikian kita telah memperoleh aggregat dalam bentuk % (1, 2 dan
3).
§
Dari persentase ini, fraksi-fraksi yang
diperoleh dapat dihitung (sehingga memenuhi syarat) atau dengan spesifikasi
yang dipakai.
3. Cara Grafis (Bujur Sangkar)
Prinsip Kerjanya
§
Buat kotak dengan ukuran bujur sangkar (10 x 10)
cm sebanyak dua buah.
§
Untuk sisi kiri merupakan persen aggregat kasar.
§
Plot pada garis paling tepi titik-titik dari
masing-masing nomor saringan untuk aggregat sedang.
§
Gabungan masing-masing titik/nomor saringan yang
sama.
§
Pada garis-garis penghubung tersebut ditentukan
batas spesifikasi.
§
Tentukan batas maksimum dan minimum yang paling
dekat terhadap garis aggregat kasar dan aggregat sedang yang paling dekat.
§
Dari batas maksimum dan minimum tersebut ditaris
garis vertikal.
§
Tarik yang membagi membatasi dua daerah maksimum
dan minimum sehingga dari garis ini, dapat ditentukan persen aggregat kasar dan
halus.
§
Pada bujur sangkar yang ke dua tarik garis
mendatar untuk memindahkan nomor-nomor saringan.
§
Pada garis sisi kanan sebagai aggregat halus,
tentukan titik-titik pada garis tersebut sesuai ukuran saringan.
§
Hubungkan kedua titik pada garis aggregat kasar
dan aggregat halus serta aggregat sedang.
§
Cari harga maksimum dan minimum yang mempunyai
jarak terdekat.
§
Tarik garis vertikal dari masing-masing titik
maksimum dan minimum tersebut.
§
Tarik garis pembagi dua, sehingga dapat
ditentukan prosentase aggregat kasar, aggregat sedang dan aggregat halus.
4. Cara Analitis
Prinsip Kerjanya
§
Tentukan gradasi aggregat yang digunakan
§
Tentukan campuran split, screen dan filler
§
Hitung butiran aggregat yang lewat saringan
nomor 200 dengan mangalihkan prosentase aggregat split dan screen.
§
Jumlah butiran yang lewat saringan nomor 200.
§
Tentukan ideal spec terhadap butiran yang lewat
saringan nomor 200
§
Hitung kekurangan butiran yang lewat saringan
nomor 200 dengan mengurangkan ideal spec dengan total butiran lewat saringan nomor
200.
§
Tentukan komposisi campuran
Persyaratan Aspal Beton
Secara luas, aspal beton dipakai sebagai lapis perkerasan (terutama lapis
permukaan), pada jalan dengan lalu lintas ringan sampai berat dan di bawah
segala macam cuaca. Untuk itu perlu memperhatikan persyaratan-persyaratan
sebagai berikut :
Syarat utama :
1. Kestabilan
-
Stabilitas lapis permukaan jalan dipengaruhi oleh :
-
Stabilitas memegang peranan penting dalam perencanaan
yaitu untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan beban kendaraan, antara lain
bergelombang dan keretakan dan lain-lain.
-
Perencanaan yang terlalu menitik beratkan kepada
stabilitas dan mengesampingkan persyaratan lain harus dihindarkan, contohnya
banyak yang menentukan syarat minimum stabilitas lebih tinggi dari yang
dibutuhkan. Kenyataan stabilitas tinggi jarang tercapai dalam proses
pelaksanaan.
2. Kelenturan
-
Permukaan perkerasan akan melentur bila kendaraan
melewati diatasnya dan akan kembali pada kedudukan semula.
-
Bila beban vertikal tidak sesuai dengan batas
kelenturan lapisan akan retak.
-
Perencanaan yang baik menempatkan lapsian pada
pondasi-pondasi yang kuat amplitude gerakan turun naik lapisan akibat beban
kecil sehingga lapisan dapat melayani volume lalu lintas besar tanpa keretakan
lapisan.
-
CGRA (Canadian Gord Road Association) menunjukkan
lendutan 0,05 inchi, akibat roda ganda 9000 pound dapat menampung ≥ 1000 lendutan
pengalur/perhari.
3. Keawetan
Personal
umur pekerjaan sering tidak tercapai sejauh umur rencana, walaupun bahan yang
digunakan bermutu baik, hal ini terutama disebabkan ketidak tepatan kadar aspal
dalam campuran, karena faktor lain sebagai berikut :
a.
Campuran direncanakan dengan kadar aspal rendah menekan
biaya atau maksud lain sehingga aggregat lepas-lepas.
b.
Rongga antara butiran aggregat (VMA) setelah dipadatkan
rendah, aspal naik (Flushing),
gelombang sungkur.
c.
Daya serap (Absorpsi)
aggregat terhadap aspal besar dimana aspal sisa (aspal efektif) untuk melapisi
butiran aggregat tidak cukup masa pelayanan bukan ditentukan oleh kadar aspal
total, tetapi oleh kadar aspal efektif (lepas, tidak awet).
4. Kekesatan (Skid Resies Tence)
Kekesatan tidak terpenuhi bilamana
a.
Kadar aspal tinggi (licin)
b.
Rongga antara aggregat kecil, aspal naik, licin bila
permukaan basah.
c.
Aggregat yang digunakan mudah lepas, licin.
5. Mudah di kerjakan (workability)
-
Campuran aspal keras mudah dikerjakan
Beberapa hal berpengaruh terhadap kemudahan pelaksanaan antara lain :
a.
Gradasi aggregat
b.
Bentuk Butiran
c.
Suhu Campuran