2.02.2012

Rancangan Campuran Aspal

   Pengertian Umum
Rancangan campuran aspal panas (Hot Mix) adalah nama lain dari aspal beton (Asphalt Concret) yaitu suatu campuran yang terdiri dari komponen-komponen agregat yang menrupakan komponen tersebar dalam campuran air dan bahan pengikatnya adalah aspal dimana campuran pencampurannya melalui proses pemanasan.
Untuk mendapatkan campuran aspal beton yang baik perlu dilakukan perencanaan campuran dimana data-data yang diperlukan untuk membuat aspal beton adalah sebagai berikut :
a.       Jenis Agregat
b.      Gradasi Agregat
c.       Mutu Agregat
d.      Jenis aspal keras
e.       Rencana tebal lapisan
f.       Jenis bahan pengisi
                              Gradasi dan Penggabungan Agregat
a.      Gradasi
Agregat sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran harus diketahui mutu dan gradasinya terlebih dahulu, dimana mutunya harus memenuhi persyaratan sesuai dengan standar spesifikasi yang disyaratkan.
Gradasi agregat adalah susunan besar butir dan terhalus sampai terkasar yang didapat dari analisa saringan, susunan gradasinya harus sesuai dengan standar dan rancangan campuran yang direncanakan.
Untuk campuran aspal panas dikenal 2 macam gradasi sebagai berikut :
-          Aspal panas dengan empat fraksi
-          Aspal panas dengan multi fraksi
Gradasi aspal panas dengan pembagian 4 fraksi sebagai berikut :
-          Agregat kasar
-          Agregat sedang
-          Agregat halus
-          Filler
b.      Penggabungan Agregat
Ada beberapa cara atau metode untuk mencapai resep komposisi campuran dengan penggabungan material yaitu Agregat kasar, Agregat halus, Filler.
Yang dimaksud dengan penggabungan agregat adalah pencampuran agregat kasar, aggregat halus serta filler menjadi suatu campuran yang homogen dan mempunyai susunan butir yang kita harapkan atau sesuai standar spesifikasi yang disyaratkan.
            Ada beberapa cara atau metode penggabungan aggregat antara lain metode diagonal, metode bujur sangkar, grafis, cara trial and error dan cara analitis.
1.      Cara Trial dan Error
      Prinsip kerjanya
§  Memahami batas gradasi yang disyaratkan
§  Memasukkan data spesifikasi gradasi pada kolom spesifikasi unit
§  Memasukkan prosentase lolos saringan, masing-masing jenis batuan kedalam persentase passing
§  Memasukkan spesifikasi ideal pada kolom target value, yaitu nilai salah satu dari spesifikasi ideal yang disyaratkan.
§  Mengambil dari salah satu spesifikasi ideal dengan jenis yang ada, dalam hal ini aggregat kasar, sedang dan halus kemudian dicampur ketiganya dengan jumlah 100 % dan nilai gabungannya mendekati nilai spesifikasi ideal yang kita ambil tadi.
§  Jika sudah mendekati salah satu nilai spesifikasi ideal dari ketiga aggregat tadi, yang lain dihitung atau combined dengan prosentase yang sama. Sehingga dapat dipergunakan sebagai gradasi untuk campuran aspal panas sebagai perkerasan jalan.
2.      Cara Diagonal
      Prinsip Kerjanya
§     Mengetahui gradasi yang diminta
§     Buat gambar persegi panjang, ukuran (10 x 20) cm pada kertas mili meter block.
§     Buat garis diagonal dari sisi kiri bawah kesisi kanan atas
§  Untuk sisi vertikal (10 cm) adalah merupakan x lolos saringan. Dengan melihat ideal  spesifikasi, letakkan tiap-tiap nilai ideal spec pada garis tiap-tiap yang diwujudkan berupa titik.
§  Dari titik-titik pada diagonal tersebut ditaris garis vertikal untuk tempat menuliskan nomor-nomor saringan.
§  Menggunakan grafik % lolos saringan masing-masing fraksi batuan 2 dapat dilihat dengan jarak antara fraksi 2 terhadap garis tepi bawah dan atas jarak antara grafik 1 terhadap garis tepi atas yang mana merupakan garis lurus.
§  Pada kedua jarak itu, tariklah garis vertikal yang memotong garis diagonal pada suatu titik.
§  Dari titik potong tersebut, tarik garis mendatar ke kanan sampai memotong garis tepi empat persegi panjang pada bagian sebelah kanan sehingga diperoleh titik yang merupakan titik % aggregat 2 yang diperlukan.
§  Buatlah garis potong dengan jarak sama antara jarak terhadap aggregat 3 (harus sama dengan jumlah jarak terhadap aggregat 1 dan 2).
§  Dari titik potong ini ditarik garis mendatar kesamping kanan, sehingga diperoleh titik dimana didapatkan persen aggregat 1, 2 dan 3 dengan demikian kita telah memperoleh aggregat dalam bentuk % (1, 2 dan 3).
§  Dari persentase ini, fraksi-fraksi yang diperoleh dapat dihitung (sehingga memenuhi syarat) atau dengan spesifikasi yang dipakai.
3.      Cara Grafis (Bujur Sangkar)
      Prinsip Kerjanya
§     Buat kotak dengan ukuran bujur sangkar (10 x 10) cm sebanyak dua buah.
§     Untuk sisi kiri merupakan persen aggregat kasar.
§  Plot pada garis paling tepi titik-titik dari masing-masing nomor saringan untuk aggregat sedang.
§  Gabungan masing-masing titik/nomor saringan yang sama.
§  Pada garis-garis penghubung tersebut ditentukan batas spesifikasi.
§  Tentukan batas maksimum dan minimum yang paling dekat terhadap garis aggregat kasar dan aggregat sedang yang paling dekat.
§  Dari batas maksimum dan minimum tersebut ditaris garis vertikal.
§  Tarik yang membagi membatasi dua daerah maksimum dan minimum sehingga dari garis ini, dapat ditentukan persen aggregat kasar dan halus.
§  Pada bujur sangkar yang ke dua tarik garis mendatar untuk memindahkan nomor-nomor saringan.
§  Pada garis sisi kanan sebagai aggregat halus, tentukan titik-titik pada garis tersebut sesuai ukuran saringan.
§  Hubungkan kedua titik pada garis aggregat kasar dan aggregat halus serta aggregat sedang.
§  Cari harga maksimum dan minimum yang mempunyai jarak terdekat.
§  Tarik garis vertikal dari masing-masing titik maksimum dan minimum tersebut.
§  Tarik garis pembagi dua, sehingga dapat ditentukan prosentase aggregat kasar, aggregat sedang dan aggregat halus.
4.      Cara Analitis
      Prinsip Kerjanya
§     Tentukan gradasi aggregat yang digunakan
§     Tentukan campuran split, screen dan filler
§  Hitung butiran aggregat yang lewat saringan nomor 200 dengan mangalihkan prosentase aggregat split dan screen.
§     Jumlah butiran yang lewat saringan nomor 200.
§     Tentukan ideal spec terhadap butiran yang lewat saringan nomor 200
§  Hitung kekurangan butiran yang lewat saringan nomor 200 dengan mengurangkan ideal spec dengan total butiran lewat saringan nomor 200.
§     Tentukan komposisi campuran
            Persyaratan Aspal Beton
Secara luas, aspal beton dipakai sebagai lapis perkerasan (terutama lapis permukaan), pada jalan dengan lalu lintas ringan sampai berat dan di bawah segala macam cuaca. Untuk itu perlu memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

Syarat utama :
1.      Kestabilan
-          Stabilitas lapis permukaan jalan dipengaruhi oleh :
-          Stabilitas memegang peranan penting dalam perencanaan yaitu untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan beban kendaraan, antara lain bergelombang dan keretakan dan lain-lain.
-          Perencanaan yang terlalu menitik beratkan kepada stabilitas dan mengesampingkan persyaratan lain harus dihindarkan, contohnya banyak yang menentukan syarat minimum stabilitas lebih tinggi dari yang dibutuhkan. Kenyataan stabilitas tinggi jarang tercapai dalam proses pelaksanaan.
2.      Kelenturan
-          Permukaan perkerasan akan melentur bila kendaraan melewati diatasnya dan akan kembali pada kedudukan semula.
-          Bila beban vertikal tidak sesuai dengan batas kelenturan lapisan akan retak.
-          Perencanaan yang baik menempatkan lapsian pada pondasi-pondasi yang kuat amplitude gerakan turun naik lapisan akibat beban kecil sehingga lapisan dapat melayani volume lalu lintas besar tanpa keretakan lapisan.
-          CGRA (Canadian Gord Road Association) menunjukkan lendutan 0,05 inchi, akibat roda ganda 9000 pound dapat menampung 1000 lendutan pengalur/perhari.
3.      Keawetan
      Personal umur pekerjaan sering tidak tercapai sejauh umur rencana, walaupun bahan yang digunakan bermutu baik, hal ini terutama disebabkan ketidak tepatan kadar aspal dalam campuran, karena faktor lain sebagai berikut :
a.       Campuran direncanakan dengan kadar aspal rendah menekan biaya atau maksud lain sehingga aggregat lepas-lepas.
b.      Rongga antara butiran aggregat (VMA) setelah dipadatkan rendah, aspal naik (Flushing), gelombang sungkur.
c.       Daya serap (Absorpsi) aggregat terhadap aspal besar dimana aspal sisa (aspal efektif) untuk melapisi butiran aggregat tidak cukup masa pelayanan bukan ditentukan oleh kadar aspal total, tetapi oleh kadar aspal efektif (lepas, tidak awet).
4.      Kekesatan (Skid Resies Tence)
      Kekesatan tidak terpenuhi bilamana
a.       Kadar aspal tinggi (licin)
b.      Rongga antara aggregat kecil, aspal naik, licin bila permukaan basah.
c.       Aggregat yang digunakan mudah lepas, licin.
5.      Mudah di kerjakan (workability)
-                                  Campuran aspal keras mudah dikerjakan
Beberapa hal berpengaruh terhadap kemudahan pelaksanaan antara lain :
a.       Gradasi aggregat
b.      Bentuk Butiran
c.       Suhu Campuran